GangguanKebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas di Kel urahan Sari Rejo Medan Polonia". Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMANA. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyamanPotter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalahsuatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan yang meningkatkanpenampilan sehari-hari. Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadapsuatu adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas darikecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untukpemenuhan kebutuhan tersebut Asmadi, 2008.Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalamisensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsanganyang berbahaya Carpenito, 20062. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyamanPada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menujukebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasisebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis padasistem saraf otonom menghasilkan respon Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanana. EmosiKecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhikeamanan dan kenyamanan1

Gagasandi balik desensitisasi sistematis sangat sederhana. Untuk membantu seseorang menghilangkan rasa takut atau situasi cemas, hanya perlu menghadapinya secara perlahan dan dalam lingkungan yang aman, sambil belajar untuk rileks. Namun, untuk dilakukan dengan benar, perlu mengikuti serangkaian langkah. Mendiagnosis masalah

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari. Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut Asmadi, 2008. Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya Carpenito, 2006 2. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan a. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 1 b. Status mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit e. Tingkat kesadarn Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan f. Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya 4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia b. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien c. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap 2 5. Manifestasi Klinis a. Vakolasi 1. Mengaduh 2. Menangis 3. Sesak nafas 4. Mendengkur b. Ekspresi Wajah 1. Meringis 2. Mengeletuk gigi 3. Mengernyit dahi 4. Menutup mata, mulut dengan rapat 5. Menggigit bibir c. Gerakan Tubuh 1. Gelisah 2. Imobilisasi 3. Ketegangan otot 4. Peningkatan gerakan jari dan tangan 5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok 6. Gerakan melindungi bagian tubuh d. Interaksi Sosial 1. Menghindari percakapan 2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri 3. Menghindar kontak social 4. Penurunan rentang perhatian 6. Komplikasi a. Hipovolemik b. Hipertermi c. Masalah Mobilisasi d. Hipertensi e. Edema Pulmonal f. Kejang 3 7. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi b. Menggunakan skala nyeri 1 Ringan = Skala nyeri 1-3 Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik 2 Sedang = Skala nyeri 4-6 Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 3 Berat = Skala nyeri 7-9 Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 4 Nyeri sangat berat = Skala 10 Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul. 8. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah b. Palpasi pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat. c. Auskultasi tekanan darah menurun. 9. Penatalaksanaan a. Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya. 4 b. Teknik imajinasi Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. c. Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual melihat pertandingan, menonton televise,dll, distraksi pendengaran mendengarkan music, suara gemericik air, distraksi pernafasan bernafas ritmik, distraksi intelektual bermain kartu. d. Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid aspirin, ibuprofen yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid morfin, kodein yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri. e. Immobilisasi Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus 5 B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Riwayat keperawatan a. Riwayat penyakit sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien. b. Riwayat penyakit dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien c. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. Pemeriksaan fisik data fokus a. Ekspresi wajah 1 Menutup mata rapat-rapat 2 Membuka mata lebar-lebar 3 Menggigit bibir bawah b. Verbal 1 Menangis 2 Berteriak c Tanda- tanda vital 1 Tekanan darah 6 2 Nadi 3 Pernapasan c. Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman Pemeriksaan Penunjang a. USG USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada bagian perut b. Rontgen Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu rasa nyaman klien Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Batasan karakteristik a. Perilaku 1 Penurunan produktivitas 2 Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup 3 Gerakan yang tidak relevan 4 Gelisah 5 Memandang sekilas 6 Insomnia 7 b. Afektif 1 Gelisah 2 Kesedihan yang mendalam 3 Distres 4 Ketakutan 5 Perasaan tidak adekuat c. Fisiologis 1 Wajah tegang 2 Insomnia 3 Peningkatan keringat 4 Peningkatan ketegangan 5 Terguncang Faktor yang berhubungan a. Terpajan toksin b. Hubungan keluarga/hereditas c. Transmisi dan penularan interpersonal d. Krisis situasi dan maturasi e. Stres f. Penyalahgunaan zat g. Ancaman kematian Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Definisi Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat Batasan karakteristik a. Subjektif Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat 8 b. Objektif 1 Posisi untuk menghindari nyeri 2 Perubahan tonus otot 3 Perubahan selera makan Faktor yang berhubungan Agen-agen penyebab cedera misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Definisi Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, ligkungan dan sosial. Batasan karakteristik a. Menangis b. Gangguan pola tidur c. Takut d. Ketidakmampuan untuk rileks e. Melaporkan perasaan tidak nyaman f. Melaporkan distress g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan Faktor yang berhubungan a. Gejala terkait penyakit b. Sumber yang tidak adekuat c. Kurang pengendalian lingkungan d. Kurang privasi e. Kurang control situasi 9 Perencanaan Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan koping b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Lakukan bimbingan antisipasi Rasional Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan situasional b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu b. Mengenali awitan nyeri c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Ajarkan manajemen nyeri 10 Rasional Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien b. Intervensi Ajarkan manajemen alam perasaan Rasional Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. NOC 1 Ansiety 2 Fear leavel 3 Sleep deprivation 4 Comfort b. Kriteria hasil 1 Mampu menongtrol kecemasan 2 Status lingkungan yang nyaman 3 Konrol gejala 4 Status kesehatan meningkat Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Gunakan pendekatan yang menenangkan Rasional Untuk menjalin hubungan saling percaya b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping 11 Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Evaluasi Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien. 12 Daftar Pustaka Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta Salemba Medika. Anonim. 2016. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC Kemenkes. 2016. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Nurarif dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta Mediaction Potter & Ferry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta EGC Wilkinson & Ahern 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC 13 Munculnyaperasaan yang sedih dan kehilangan minat terhadap segala sesuatu. Pasien dapat mengungkapkan bahwa mereka merasa bersalah, tidak ada harapan, dan tidak berharga. disertai dengan gangguan pada pola makan dan tidur. Beberapa pasien memiliki risiko untuk bunuh diri pada gangguan ini. Gangguan Bipolar. PCR TEST AMAN DAN NYAMAN DI
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA Bp An DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN Oleh ARISKA HENDRA JULIANTO KARJONO KIKI FATMALIA ULVARINE YULINIAR PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO 2013/2014 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN NYERI Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2013 jam di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Pasien Nama Tempat & TTL Magelang 31 Desember 1941 Agama Islam Suku Jawa Status Perkawinan Kawin Pekerjaan Tani TB/BB 160 cm / 50 kg Golongan Darah B Diagnosa Medis Ulkus DM Gangguan KDM Gangguan Rasa Aman Nyaman Nyeri Alamat Temanem Rt 002/ Rw 001 Ds. Adikarto Mtl 2. Identitas Penanggung Jawab Nama Ny. Mu Umur 40th Pendidikan Terakhir SMP Agama Islam Suku Jawa Hubungan dgn Pasien Anak Pekerjaan Tani Alamat Gemtam, Sido Agung, Mtl. B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Nyeri jari tengah kaki kiri 2. Riwayat Kesehatan Saat Ini Alasan masuk rumah sakit Keluarga klien mengatakan nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh dari kamar kemudian jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan terjadinya perlukaan di jari tengah klien, badan lemas, pada malam hari sulit tidur. Faktor pencetus Akibat terjatuh dari kamar, jari tengah kaki kiri terbentur benda tumpul sehingga terjadi perlukaan. Timbul keluhan Terjadi secara bertahap pada saat terbentur benda tumpul klien hanya merasa sedikit nyeri dan hanya sedikit memar, lama kelamaan luka tak kunjung sembuh malah tambah parah. Factor yang memperberat Keluarga klien mengatakan neri bertambah apabila kaki kiri tempat luka di gunakan melakukan aktivitas, dan pada saat malam hari nyeri secara tibatiba memburuk sehingga menyebabkan klien sulit untuk tidur. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilan Keluarga klien mengatakan pada saat muncul keluhan klien langsung di bawa berobat ke puskesmas, namun puskesmas menyarankan untuk di rujuk ke RSUD Muntilan. 3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah dialami Keluarga mengatakan 5th yang lalu klien pernah dirawat di rumah sakit lain. Klien mengalami penyakit gula Diabetes Melitus dan setiap minggu selalu control ke puskesmas. Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak pernah di operasi. Klien tidak ada alergi terhadap makanan maupun obat. Factor-faktor resiko penyebab masalah kesehatan saat ini Menurunnya system imunitas tubuh yang menyebabkan sukarnya penyembuhan luka oleh tubuh. Kebiasaan hidup tidak sehat Klien merupakan perokok aktif dan sering minum kopi setiap harinya. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan sebagian besar keluarga pasien yang laki-laki adalah perokok aktif dan suka minum kopi. Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti Tn. An dan penyakit yang menular maupun menurun. GENOGRAM Keterangan  Klien  Perempuan  Laki-laki C. Pengkajian Pola Fungsional 1. Persepsi Terhadap Kesehatan Pasien mengatakan jika pasien dan keluarganya sakit pasien terlebih dahulu mengatasi penyakitnya sendiri dengan cara minum obat tradisional yang di buat sendiri seperti jamu – tidak tertangani baru klien memeriksakan kesehatannya dan keluarganya ke puskesmas ,kemudian pergi ke dokter. 2. Pola Bernafas Sebelum Sakit Pasien mengatakan bernafas dengan normal dan tidak ada gangguan Selama Sakit Pasien bernapas secara normal dan sehingga pasien tidak membutuhkan alat bantu pernafasan,tidak ada ronchy,tidak ada wheezing. 3. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Sebelum Sakit Keluarga klien mengatakan minum air putih kurang lebih 7 – 8 gelas/hari, 1 gelas kopi. Selama Sakit Klien diberikan cairan RL 20tpm melalui vena serta minum air putih kurang lebuh 1L/hari + 3 gelas air teh yang disediakan oleh rumah sakit. 4. Pola Nutrisi – Metabolik Sebelum Sakit Pasien mengatakan dirumah makan 3 kali sehari dengan mengabiskan 1 porsi makanan tiap makan dengan komposisi sayur,nasi dan lauk dan minum air putih. Selama Sakit Keluarga pasien klien tidak diperbolehkan makan makanan yang manismanis, dan dan harus menjaga asupan makanan klien. Klien hanya makan makanan yang di berikan oleh rumah sakit saja 3x sehari . 5. Pola Eliminasi BAK dan BAB Sebelum Sakit Keluarga klien mengatakan klien BAK normal 5-6 kali/hari dengan konsistensi warna kuning,dengan bau khas urine, klien bisa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek warna kekuningan dengan bau khas feses. Selama Sakit Keluarga klien mengatakan klien BAK dan BAB normal seperti biasa, namun klien tidak bisa pergi ke toilet karena lemas dan nyeri kaki, klien dipasangi pempers. 6. Pola Aktifitas dan Latihan Sebelum Sakit Pasien mengatakan dapat beraktifitas secara normal,mandiri sebagai petani tanpa dibantu dengan orang terdekatnya . Selama Sakit Pasien tidak banyak bergerak bebas karna nyeri pada jari kaki dan terpasang infus RL ditangan bedrest total dan ADL di bantu keluarga. 7. Pola istirahat dan tidur Sebelum Sakit Keluarga Klien mengatakan istirahat tidur malam 7-8 jam,dengan nyenyak tidak terbangun oleh gangguan,dan istirahat siang 1-2 jam/hari. Selama Sakit Keluarga klien mengatakan klien pada malam hari sulit tidur karena nyeri kaki yang memburuk, klien hanya tidur 1-2 jam. Dan pada siang hari klien sering tidur 3-4 jam setelah nyeri diberikan suntikan pada malamnya. 8. Pola konsep diri Citra tubuh Klien mengatakan lemah, nyeri kaki dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Peran Klien di keluarga berperan sebagai ayah dan sekaligus sebagai tulang punggung keluarga, yang harus menghidupi keluarganya dan sebagai seorang petani. Harga Diri Klien terus berpegang teguh dan menjalankan prinsipnya sesuai norma. Aktualisasi Diri Klien adalah tulang punggung keluarga, meski mengalami sakit gula namun tetap bekerja seperti biasa sebagai tulang punggung keluarga. 9. Pola Koping Ketika klien mmengalami sakit, klien biasanya membuat ramuan sendiri jamu dan apabila sakit tak kunjung sembuh baru kemudian klien memeriksakan diri ke puskesmas. 10. Pola Seksual Reproduksi Sebelum Sakit Pasien tidak melakukan hubungan suami istri Selama Sakit Pasien tidak dapat melakukan hubungan suami istri. 11. Pola peran –berhubungan Klien adalah seorang petani yang tinggal bersama istri dan anaknya , dan berhubungan sangat baik , terlihat selama dirawat dirumah sakit istri dan anaknya menunggu klien. 12. Pola nilai dan kepercayaan Sebelum sakit Klien beragama islam dan selalu beribadah sesuai dengan kepercayaannya. Selama sakit Klien hanya berdoa ditempat tidur 13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman P nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh dari kamar kemudian jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan terjadinya perlukaan di jari tengah klien, sehingga klien nampak meringis dan menahan nyeri kesakitan. Q nyeri cenut-cenut seperti tertusuk benda tajam. S skala nyeri 5-7 T Nyeri datang secara tiba-tiba, dan semakin memburuk pada saat kaki kiri digunakan untuk betraktivas. 14. Kebutuhan Belajar Klien mengatakan tidak mengerti tentang kesehatan. Dan tidak tahu menahu tentang masalah kesehatan yang dialami. 15. Kebutuhan personal hygiene Sebelum Sakit klien tiap melakukan perawatan mandiri , tanpa dibantu oleh keluarga. Klien mandi 2-3x/hari pakai sabun, jarang sikat gigi, dan keramas seminggu sekali. Selama Sakit Pemenuhan kebutuhan personal hygiene seluruhnya dibantu oleh keluarga. Klien mandi hanya di lap saja oleh keluarga, tidak pernah keramas dan gosok gigi. D. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Tinggi Badan 157 cm Berat Badan 50 kg 2. TTV Tekanan Darah 140/80 mmHg Nadi 92 x/menit Suhu 36 C Penafasan 21 X/menit 3. Kuku Dan Kulit Warna kulit sawo matang kemudian ada jaringan parut, ada lesi di jari kaki kiri,kuku kurang bersih, CRT kembali dalam 3 detik. 4. Kepala dan Rambut Warna rambut putih campur hitam, tengkorak tidak ada benjolan, kulit kepala tidak ada lesi dan massa, tidak ada nyeri tekan, kekuatan akar rambut kuat. 5. Mata Tidak menggunakan kaca mata,pupil isokor,daerah orbital tidak terdapat oedema/kemerahan atau jaringan lunak,kunjungtiva tidak anemis. 6. Hidung Bersih, tidak ada sinusitis pada sinus frontalis,sinus edmoidalis,sinus splenoid dan sinus maksilaris,tidak ada lesi,tidak ada masa,tidak ada pembengkakan, nervus olfaktoris baik. 7. Telinga Kesimetrisan telinga,lurus penumpukan,serumen,tidak dengan ada kelopak lesi,tidak mata,bersih ada tidak ada kotoran,cairan dan peradangan. 8. Mulut bibir, gigi, lidah,faring Kurang bersih terdapat caries gigi, plak, kesulitan saat berbicara. 9. Dada a. Paru – Paru I pengembangaan paru kanan dan kiri simetris P taktil fremitus kiri dan kanan sama P sonor A vesikuler b. Jantung I iktus kordis tidak tampak di ics sedikit di tengah dari midkalvikula P tidak ada nyeri tekan pada dada P redup A S1 dan S2 murni, S3 tidak terdengar c. Abdomen I umblikus kotor,tidak ada benjolan di sekitar perut, A terdengar peristaltik usus 15x/menit P tympani P Tidak nyeri tekan saat di tekan di daerah abdomen kuadran kanan bawah 10. Genetalia anus dan alat kelamin Pasien tidak terpasang kateter. 11. Ekstremitas Ekstremitas atas Tidak ada lesi dan massa pada kedua tangan , nadi kuat, tidak ada edema,terpasang infus RL 20 tpm di tangan sebelah kanan Ekstremitas bawah Terdapat lesi pada jari tengah kaki kiri, kulit kaki terlihat hitam, pada luka daging menghitam dan sensasi nyeri tidak terasa. E. Data Penunjang 1. pemeriksaan Laboratorium 2. pemeriksaan diagnostik 3. terapi Trapi injectsi 10 mg 2x 24 jam 2. ranitidin 50 mg 3x 24 jam 3. ceftriaxon 2g 1x 24 jam 4 unit 3x 24 jam F. Analisa Data no 1 1 2 Hari / tanggal 2 Sabtu, 23 maret 2013 Selasa 24 Maret 2013 Data Kemungkinan penyebab 3 4 Ds Terputusnya Pasien mengatakan nyeri pada kontuinitas jaringan jari tengah kaki kiri. dan tulang Pengkajian nyeri P nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat Merangsang jatuh dari kamar kemudian jari hipotalamus tengah kaki terbentur benda mengeluarkan zat tumpul yang menyebabkan vasoaktif. terjadinya perlukaan di jari tengah klien Q nyeri cenut-cenut seperti Merangsang ujung2 tertusuk benda tajam. saraf bebas S skala nyeri 5-7 T Nyeri datang secara tibatiba, dan semakin memburuk Sensasi nyeri pada saat kaki kiri digunakan untuk betraktivas. Nyeri Do - Pasien tampak lemah - Wajah meringis kesakitan. Ds Nyeri akut yang di Klien mengatakan tidak bisa rasakan tidur pada malam hari karena menahan nyeri akut pada kaki. Ds Klien tanpak mengantuk pada, Terganggunya pola Mata sayu tampak lemas. istirahat tidur. Masalah kep. 5 Nyeri akut ulkus Kerusakan integritas kulit medikasi defisit imun 3 Selasa 24 Maret 2013 Ds Klien mengatakan kesusahan saat bergerak. Do ADL dengan bantuan keluarga Nyeri akut Intoleransi aktifitas bedrest total Aktivitas di batasi Gerakan terbatas Intoleransi aktivitas II. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan ulkus DM. 2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang di rasakan. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest total. No DP 1 1 Hari /tgl 2 Selasa 24 Maret 2013 2 Selasa 24 Maret 2013 3 Selasa 24 Maret 2013 Tujuan Rencana Tindakan Rasional 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam nyeri berkurang/ hilang dg KH -klien melaporkan nyeri berkurang/ hilang -frekuensi dan durasi nyeri berkurang -RR,TD,N, dalam batas normal -ekspresi wajah rileks. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pola tidur menjadi baik kembali dengan KH -klien mengatakan bisa tidur pada malam hari -klien tampak segar pada pagi hari. 4 1. monitor nyeri secara koprehensif PQRST 2. monitor efektifitas penanganan non farmakologi dan respon terhadap obat yang di berikan 3. kolaborasi npemberian analgesik NSAID relaks sedatife necrase. 5 -untuk mengetahui kriteria nyeri yang dialami. -untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien. -untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien klien untuk mempersiapkan diri sebelum tidur -agar klien siap untuk tidur dan tidak ada masalah saat tidur. -untuk memenuhi kebutuhan tidur klien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam klien menjadi toleran terhadap aktivitasnya dengan KH -klien mampu mengubah posisitidur dan obat tidur bila perlu ketika klien tidak bisa tidur sama sekali. posisi -memberikan nyaman pada posisi yang klien nyaman untuk mengurangi terjadinya dekubitus. 1. observasi Vital -membantu Sign menentukan kondisi normal umum pasien 2. observasi -membantu tingkat menentukan kemampuan klien pilihan dalam melakukan intervensi dan aktivitas. memberi dasar untuk perbandinagan dan evaluasi Tanda tangan 6 duduk -klien dapat bangun dari tempat tidur, mengubah posisi dan berjalan -klien dapat melakukan aktivitas seharihari. 3. dorong klien melakukan aktivitas seharihari tanpa bantuan keluarga. 4. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam hal pemberian obat oral dan terapi lanjutan terhdap aktivitas meningkatkanpe nyembuhan dan pembentukan kekuatan otot -antisipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan tegangan otot. CATATAN KEPERAWATAN No 1 Hari , Tindakan tanggal, jam Selasa, 24 1. Memonitor nyeri secara Maret 2013, koprehensif PQRST 2. mengobservasi Vital Sign 3. mengobservasi tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. 4. Memberikan obat injects dan obat oral. Respon dan hasil -Skala nyeri klien 7 -TD 140/80 N 92 S 36 RR21 -ADL di bantu penuh oleh keluarga. -setelah di berikan beberapa saat kemudian nyeri berkurang. 5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang. tindakan. 2 6. Memberikan posisi semi S pasien mengatkan sangat powler nyaman deangan posisinya O pasien kelihatan gelisah, lemas 7. Memberikan dorongan -klien mau untuk duduk pada klien untuk tanpa bantuan keluarga. melakukan aktivitas secara mandiri. 8. Mengobservasi perkembangan klien Klien berusah untuk berbicara pada perawt sebisanya. Rabu, 25 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien 7 Maret 2013, koprehensif PQRST 2. mengobservasi Vital Sign -TD 143/70 N 89 S 36,7 RR20 3. mengobservasi tingkat -ADL di bantu penuh oleh kemampuan klien dalam keluarga. TTD 3 melakukan aktivitas. 4. Memberikan obat injects -setelah di berikan beberapa dan obat oral. saat kemudian nyeri berkurang. 5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang. tindakan. 6. Memberikan posisi semi S pasien mengatkan sangat powler nyaman deangan posisinya O pasien kelihatan gelisah, lemas 7. Memberikan dorongan -klien melakukan mobilisasi pada klien untuk dari duduk sampai berdiri. melakukan aktivitas secara mandiri. 8. Mengobservasi Klien berusah untuk perkembangan klien berbicara pada perawt sebisanya. Kamis, 26 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien berkurang Maret 2013 koprehensif PQRST menjadi 6 2. mengobservasi Vital Sign -TD 173/86 N 84 S 36, 3. mengobservasi tingkat RR20 kemampuan klien dalam -ADL di bantu penuh oleh melakukan aktivitas. keluarga. 4. Memberikan obat injects dan obat oral. -setelah di berikan beberapa saat kemudian nyeri 5. Mengobservasi keluhan berkurang. klien setelah di berikan -klien mulai merasa nyaman tindakan. dan nyeri agak berkurang. V. CATATTAN PERKEMBANGAN No Hari/TGL/Jam Perkembangan Pasien 1 Kamis, 26 Maret S klien mengatakan nyeri kaki terasa cenut2013 jam cenut pada bagian luka. Dan masih tidak bisa tidur pada malam hari O KU lemah klien tampak menahan nyeri, TD168/80 N84 S36 RR20 A Masalah belum teratasi. P klien dipindahkan ke ruang ASTER TT
TribrataNews Polres Aceh Timur-Guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat Tim Patroli Sasamapta Polres Aceh Timur, menggelar patroli baik di siang hari maupun di malam hari.Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan dan gangguan Kamtibmas lainnya. Seperti halnya yang dilakukan pada Minggu, (06/02/2022) Tim Patroli Sasamapta Polres Aceh Timur melakukan
0% found this document useful 2 votes6K views13 pagesOriginal TitleLp Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 2 votes6K views13 pagesLP Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanOriginal TitleLp Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Оςο ω ебιрсУчиξէጁакр υξет дЛዜծሊጆևξиηи էյሥбጰና кሷж
Врዛξոքωչև չаነէፍ ሹжТሃእ тխцоքቇሏоշа егеγугቦኺՁуцርղ чиզοπуз ևሒиቼո
Օսθጰотвоደω рոζելխхθ ажεцэτፄка фոռፅιсвизо ыφоч
Т икοφዝжዢсቭդ τоኤըАδ дрቧжэረЭቄозитэфևш ըςυ вըк
6 Gejala Dan Tanda Gangguan Rasa Nyaman Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut (PPNI, 2016): a. Gejala dan tanda mayor: Data subjektif: 1) Mengeluh tidak nyaman 2) Mengeluh mual 3) Mengeluh ingin muntah 4) Tidak berminat makan Data objektif: (tidak tersedia) b. Gejala dan tanda minor Download Free DOCXDownload Free PDFLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN AMAN DAN PENDAHULUAN GANGGUAN AMAN DAN PENDAHULUAN GANGGUAN AMAN DAN PENDAHULUAN GANGGUAN AMAN DAN Baiti2019, LP NYAMAN NYERINoorbaiti Poltekkes BanjarmasinRelated PapersLAPORAN PENDAHULUAN NYERIRizky AdityaView PDFaskepAriska AriskagoutView PDFUULYAKTI UTUHUlya HilmqASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR CRURIS SENISTRA 1/3 PROKSIMAL PADATN. I DI RSUD TEMANGGUNGView PDFAsuhan Keperawatan pada dengan Prioritas Masalah PROGRAM STUDI DIIIGhiyas RahmatView PDFLAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA CAPITISwiwi rezkyView RatnaView PDF01-gdl-sriutamip1-583-1-kti sri-idewi asnaniView PDFDo dsEvi NurhandayaniView PDFLAPORAN PENDAHULUAN OMIMaulidyati SofyanView PDFRESUME GADAR CKD DI RUANG IGD RS BHAYANGKARA SARTIKA ASIH BANDUNGEndang Mustofa, PDF

Ternyataini Ciri-ciri Transportasi yang Aman dan Nyaman. Ilustrasi transportasi umum. TRIBUNNEWS.COM - Untuk mempermudah mobilitas sehari-hari, kita membutuhkan sarana transportasi publik

Jakarta - Sejak draft RUU Kesehatan 'bocor' pada tahun 2022, para tenaga medis dan kesehatan gelisah. Ini karena proses rancangan RUU dinilai tidak transparan sekaligus isi RUU tersebut yang tidak memberikan rasa aman dan nyaman bagi para tenaga medis dan kesehatan untuk bekerja. Tanggapan RUU Kesehatan Omnibus Law di atas disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI Harif Fadhillah. Menurutnya, suara atau aspirasi dari tenaga kesehatan juga masih belum didengar sepenuhnya oleh Pemerintah. Desak Penundaan RUU Kesehatan, Hal Ini yang Dikritisi LKMI PB HMI Tolak RUU Kesehatan, Badko HMI Jabodetabeka-Banten Mementingkan Nakes Asing Ahli Hukum Tata Negara Sebut RUU Kesehatan Tak Diposisikan sebagai Sarana Mendulang Keuntungan "Bahkan selama 3 tahun masa pandemi, para tenaga medis dan kesehatan selalu berada di garis depan dan benteng terakhir untuk melindungi Pemerintah dan masyarakat. Tidak sedikit nyawa tenaga medis dan kesehatan yang menjadi korban," jelas Harif dalam Orasi Aksi Damai Organisasi Profesi Jilid 2 yang diadakan di depan Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin 5/6/2023. "Namun, usai bekerja keras membantu memulihkan situasi kesehatan di Indonesia, seruan para tenaga medis dan kesehatan akan RUU Kesehatan seperti angin lalu bagi Pemerintah, sebagaimana terjadi sebelumnya dalam pembuatan Undang-Undang UU Cipta Kerja yang tidak transparan." Belum Tampak Perbaikan Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Senada dengan Harif, Ketua Ikatan Bidan Indonesia IBI Emi Nurjasmi menekankan, Rancangan Undang-Undang RUU Kesehatan belum terlihat ada perbaikan dari sisi perlindungan hukum tenaga medis dan kesehatan. “Belum tampak perbaikan dari perlindungan hukum bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam hal kontrak kerja, sebagaimana undang-undang existing yang seharusnya cukup dibuat peraturan perundang-undangan pada tingkat di bawahnya yang lebih spesifik,” Pembahasan RUU KesehatanPada Aksi Damai Jilid 2 hari ini, Senin, 5 Juni 2023, lebih dari 100 Ribu Tenaga Medis dan Kesehatan Lakukan Aksi Damai Serentak di seluruh wilayah di Indonesia. Tuntutannya adalah kembali menyuarakan untuk Setop Pembahasan RUU Kesehatan Omnibus Law. Kali ini, sekitar para tenaga medis dan kesehatan yang tergabung dalam 5 Organisasi Profesi, yakni Ikatan Dokter Indonesia IDI, Persatuan Dokter Gigi Indonesia PDGI, Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI, Ikatan Bidan Indonesia IBI, Ikatan Apoteker Indonesia IAI serta banyak forum tenaga kesehatan dan masyarakat kesehatan kembali menyuarakan kegelisahannya dalam Aksi Damai Jilid 2. Sementara itu, secara total, terdapat sekitar 100 ribu tenaga medis dan kesehatan yang melakukan aksi damai serentak di berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah Bersikeras Ketok RUU Kesehatan Berbagai upaya diskusi telah dilakukan oleh para tenaga medis dan kesehatan yang tergabung dalam 5 Organisasi Profesi Medis dan Kesehatan PB IDI, PPNI, IBI, PDGI, dan IAI di Indonesia, namun Pemerintah tetap bersikeras bahwa RUU Kesehatan ini harus diketok palu. Padahal, para tenaga medis dan kesehatan melalui 5OP telah memberikan masukan bahwa untuk penanganan masalah kesehatan yang ada dan mendatang tidak perlu membuat Undang-Undang baru. Selain itu, masih ada banyak permasalahan kesehatan di Indonesia terutama di wilayah terpencil yang jauh lebih urgensi Sengketa di Luar PengadilanIlustrasi RUU Kesehatan yang sedang dibahas Pemerintah dan DPR RI dinilai lebih baik dalam mengatur perlindungan hukum tenaga kesehatan nakes, salah satunya penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Credit Kesehatan yang sedang dibahas Pemerintah dan DPR RI dinilai lebih baik dalam mengatur perlindungan hukum tenaga kesehatan nakes. Rancangan undang-undang dengan metode omnibus law ini memperkuat perlindungan nakes dibanding aturan dalam undang-undang kesehatan yang telah eksisting. Penilaian di atas disampaikan anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto yang juga sebagai anggota Panitia Kerja Panja dari Fraksi PDI-Perjuangan. Ia turut menyerap aspirasi masyarakat terkait RUU Kesehatan. "RUU Kesehatan jika dicermati lebih dalam justru lebih baik dalam perlindungan hukum. Misalnya, pada Pasal 327 yang menyebutkan, tenaga medis atau tenaga kesehatan diduga melakukan kesalahan dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian kepada pasien, perselisihan yang timbul akibat kesalahan tersebut diselesaikan terlebih dahulu melalui alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan," tutur Edy melalui pernyataan resmi yang diterima Health beberapa waktu lalu. "Pada pasal sebelumnya telah disebutkan, bagaimana penyelesaian masalah sebelum sampai ranah hukum. Misalnya, Pasal 320-322 yang menuliskan, mekanisme pelaporan tindakan tenaga medis atau kesehatan yang berpotensi merugikan." Tindak Lanjut Majelis Kedisiplinan Mekanisme pelaporan yang dimaksud melalui konsil kedokteran atau keprofesian lain. Kemudian ditindaklanjuti oleh majelis kedisiplinan di masing-masing organisasi profesi kesehatan. “Sebelum seseorang diproses hukum, maka di luar pengadilan di fasilitasi oleh majelis disiplin. Umumnya, yang melakukan pelanggaran hukum itu didahului dengan pelanggaran etik dan disiplin,” jelas Tenaga Kesehatan Sejak Masih BelajarDitambahkan Edy Wuryanto, dalam Daftar Inventaris Masalah DIM yang sudah dikirimkan oleh Pemerintah kepada DPR terdapat usulan perlindungan tenaga medis dan kesehatan sejak masih belajar atau menempuh pendidikan. Hal itu tertulis dalam DIM RUU Kesehatan dari Pemerintah pasal 208E. Begitu juga perlindungan hukum tenaga kesehatan yang bertugas saat wabah, Kejadian Luar biasa KLB atau bencana yang tertuang dalam Pasal 408 ayat 1. “Tentunya DPR dan Pemerintah akan terus membahas untuk menyempurnakan kekurangan di setiap pasal,” ujarnya. Perlindungan Hukum Jadi Concern Dinamika RUU Kesehatan terus berlanjut. Beberapa waktu lalu, Panitia Kerja Panja RUU Kesehatan dari Komisi IX DPR RI menerima perwakilan dari organisasi profesi kesehatan dan perwakilan masyarakat yang peduli terkait kesehatan. “Hal-hal yang menyangkut perbedaan pendapat tentang mutu SDM kesehatan, sistem pendidikan kesehatan terutama pendidikan spesialis, lalu perlindungan hukum tenaga kesehatan menjadi concern kami,” kata Edy. Legiselator dari Dapil Jawa Tengah III ini. Ia meyakini bahwa setiap opini membawa kebaikan. Sehingga perlu memberi ruang kepada seluruh pihak untuk mengungkapkan 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Secaraumum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. “L’amour et la haine ne sont pas aveugles,mais aveuglés par le feu qu’ils portent en eux”-Nietzsche-On sait ce que c’est que de ressentir de l’amour, et on sait aussi ce que c’est que de ressentir de la haine envers quelqu’ qu’arrive-t-il quand ces deux sentiments sont ressentis en même temps ? Comment se fait-il que l’on puisse à la fois aimer et détester quelqu’un ?Ces émotions totalement opposées se retrouvent chez tous les êtres avez sûrement déjà ressenti ce type de sentiments pour quelqu’un. On ne peut pas l’expliquer, et cela nous déstabilise quelque peu, car ces deux émotions sont diamétralement même si cela peut nous sembler étrange, il nous arrive plus souvent que ce qu’on ne le croit de ressentir simultanément des émotions opposées. Par exemple, quand on déménage suite à une mutation professionnelle intéressante, ou quand on perd un être cher, tout en sachant bien que c’était la meilleure chose qui pouvait lui arriver car il souffrait alors que l’amour et la haine entrent en jeu et se confondent en un seul et même souffre d’ambivalence des émotionsL’ambivalence des émotions fait partie de nous ; ressentir de l’amour et de la haine, c’est plus fort que nous, même si cela peut parfois provoquer en nous un certain lors qu’on ressent à la fois de l’amour et de la haine, on peut dire que l’on est une personne ambivalente émotionnellement. Cela ne veut pas dire que l’on ressent de la haine puis de l’amour, ou des émotions se caractérise par une superposition de ces deux émotions, et non pas par une substitution de l’une à l’autre. Elles peuvent coexister sans empiéter l’une sur l’ considérer l’ambivalence comme un trouble psychologique ? Souvent, cette ambivalence se présente chez les personnes souffrant d’un trouble mental, telles que les dépressifs, les schizophrènes, ou encore les gens touchés par la psychose ou la plus souvent, cette ambivalence se retrouve chez les personnes jalouses. Elles aiment leur compagnon/leur compagne, mais elles le/la détestent aussi car il/elle tisse des liens avec les autres ou parce qu’il/elle plaît aux fait des crises de jalousie, amour et haine se confondent en un seul et même sentimentL’ambivalence des émotions est normale, mais elle peut causer divers problèmes lorsque l’on tisse des liens avec les autres, car nous ne saurions pas définir ce que l’on sein d’une relation de couple, l’ambivalence peut déstabiliser et affecter la la peau d’une personne ambivalenteSi vous ne vous êtes jamais retrouvé dans cette situation, vous ne savez probablement pas comment peut se sentir une personne chez qui les sentiments d’amour et de haine ne font qu’un. La personne ambivalente ressent à la fois de l’attraction et de la répulsion envers une personne. La personne ambivalente aime une personne, mais déteste certains de ses comportements. La personne ambivalente peut vouloir à la fois parler et ne pas parler. La personne ambivalente peut avoir envie d’agir et, en même temps, de rester passive. Tous ces sentiments contradictoires dont souffre la personne ambivalente provoquent quelque chose en elle que beaucoup détestent rester paralysé sans savoir quel chemin conséquences de l’ambivalence des émotionsQuand la personne ambivalente se situe entre deux pôles opposés qui se confondent en un seul, les émotions qu’elle ressent la paralysent et la rendent confuseL’ambiguïté est l’une des caractéristiques que présentent les personnes ambivalentes, qui voient leur estime d’elles-mêmes affectée par leur incapacité à se décider entre deux sentiments qui s’ personne ambivalente ne se sent pas à l’aise avec ses propres émotions. Elle ne sait pas comment agir, ni comment faire pour ne plus ressentir simultanément deux émotions qui ne devraient pourtant jamais se confondre en une situation de confusion la mène à avoir une très faible estime d’elle-même, car elle ne parvient pas à instaurer un équilibre émotionnel personne ambivalente se met alors à se méfier d’elle-même, et ne sait plus vraiment ce qu’elle ressent ou ce qu’elle ne ressent plus. Cela donne parfois lieu à de l’anxiété et de la solitude, ce qui peut ensuite déboucher sur une profonde qu’il était triste d’aimer et de détester en même temps !-Léon Tolstoï-L’ambivalence des émotions n’est pas un état qui dure longtemps. A certains moments précis, on est déstabilisé par cette fusion des émotions, mais ce n’est que passager…à moins que l’on souffre d’un trouble vous…êtes-vous une personne ambivalente ? berkaitandengan hal tersebut, Sesuai Dengan Surat Perintah Kapolres Bangli Nomor : Sprin/ 45 / I / Patroli.5.1.1 / 2022 Tanggal 1 Januari 2022. Selain itu, giat Patroli yang dilaksanakan juga sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang tengah melakukan pengisian bahan bakar.
Menelitiberbagai rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu lingkungan sekolah yang aman dan nyaman memiliki pengertian sebagai suatu tempat terjaminnya kepastian akan rasa aman dalam bertindak dan berinteraksi dengan semua orang dalam sekolah dengan tanpa adanya gangguan dari internal maupun eksternal sehingga suatu kondisi seperti ini dapat memungkinkan kita untuk lebih menimba
.
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/241
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/201
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/209
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/167
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/189
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/399
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/227
  • 4gyv1g1ffa.pages.dev/242
  • gangguan rasa aman dan nyaman